STKIP PGRI BANDAR LAMPUNG

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Indonesia Bandar Lampung

Sahabat Keluarga

Sahabat Keluarga adalah sebuah situs yang dikelola oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat. Situs ini diluncurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Anies Baswedan).

Kemendikbud

Kemendikbud adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang menyelenggarakan urusan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat, serta pengelolaan kebudayaan.

Minggu, 01 April 2018

Tanggung Jawab Keluarga Dalam Mendidik Anak Di Jaman Now


Pendidikan sering dianggap mata uang yang berlaku baik di segala masa maupun di segala tempat. Anda yang memiliki pendidikan yang matang dan menerapkannya, tentu mendapat banyak sekali keuntungan dalam hidupnya. Anda mudah mencari kerja, bersosialisasi, mengetahui mana garis benar dan juga salah serta lainnya. Banyak hal yang dinikmati oleh manusia buah dari sebuah pendidikan. Mungkin pepatah sebelumnya cukup layak dikatakan untuk sebuah pendidikan, terutama di jaman modern yang lebih dikenal dengan istilah “jaman now” seperti sekarang ini.

Berarti pendidikan merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Tidak hanya didapat di sekolah saja, pendidikan juga bisa kita dapatkan di lingkungan kita, seperti di lingkungan keluarga. Keluarga adalah salah satu lembaga yang berperan dalam pendidikan karakter pada anak, disamping itu sekolah juga berperan dalam pendidikan karakter moral.

Menyikapi fenomena dan tantangan pendidikan sekarang dan masa mendatang, peran keluarga sudah semestinya lebih diperkuat dan ditingkatkan dalam rangka mendukung upaya sekolah menyiapkan siswa di era global yang penuh persaingan ketat. Kehidupan siswa di era sekarang ini yang istilah sekarang “jaman now”. yang  hidup di zaman  ‘layar’, baik layar televisi, handphone, komputer atau laptop, game, dan internet perlu mendapat perhatian dan pengawasan orangtua  terhadap apa yang dilihat anak di layar-layar media elektronik tersebut. Demikian pula dengan jenis dan bentuk permainan anak di zaman digital ini seperti play stastiongame online, jejaring sosial, youtube, instagram, dan berbagai permainan yang berbasis IT lainnya.

Siswa pada zaman sekarang sudah langka melakukan  permainan tradisional seperti permainan petak umpet, lompat tali, ular naga panjang, engklek, congklak, kelereng, dan lain-lainnya. Fenomena dan tantangan pendidikan di era digital harus dapat dijawab oleh orangtua bersama dengan guru agar siswa mampu menyiapkan dirinya menghadapi persaingan yang lebih ketat lagi di masa mendatang.

Globalisasi pada jaman now ini dengan segala dampaknya sudah tidak dapat dibendung lagi kedahsyatannya, dan oleh sebab itu keluarga dan sekolah harus bahu membahu memberikan pendidikan yang terbaik untuk menyiapkan mereka memasuki zaman yang sangat persaingannya. Bukankah salah satu tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa? Tapi bukan sekadar cerdas, berkarakter dan bermoral juga diperlukan untuk membangun negeri ini.

Berapa banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di lingkungan pendidikan, mulai dari siswa menganiaya guru, tindak pelecehan seksual di bawah unur, tawuran antar pelajar, hingga narkoba. Apakah itu semua karakter seorang pelajar? Apakah itu semua moral seorang pelajar? Inilah tugas dan tanggung jawab kita semua bukan hanya pemerintah, sebagai pelajar pun kita harus sadar diri bahwa tujuan kita mendapat pendidikan bukan hanya untuk menjadi orang yang berilmu, tetapi juga yang berkarakter dan bermoral.

Bagaimana peran orangtua dalam menjaga anak-anaknya dari dampak negatif pada jaman now ini di dunia layar, dan bagaimana memanfaatkan dunia layar bagi kebaikan hidup mereka? Perlu dipahami bahwa tugas orangtua menjaga anak-anak mereka dari dampak negatif  dunia layar bukan berarti menutup rapat-rapat anak mereka dari dunia layar sama sekali. Orangtua hanya berusaha membatasi waktu anak-anak dalam dunia internet berupa sosial media (sosmed) seimbangkan waktu mereka dengan keluarga-saudara-teman, dan lain-lain. Buatlah kesepakatan dengan anak mengenai durasi dan aturan menggunakan sosmed. Buatlah jadwal penggunaan sosmed. Kemudian terapkan pendidikan dalam keluarga diantaranya berhentilah bermain sosmed saat makan bersama, jangan makan di depan televisi atau  layar apa pun, jadikan obrolan anda di seputar meja makan sebagai layar. Berikan keragaman pada anak dari sosmed ke buku, bacakan cerita, berjalan jalan ke toko buku, banyak beli kaset film rohani, lagu anak yang mendidik, dan sebagainya. Hindari penggunaan sosmed di depan anak karena anak akan mudah meniru.

Orangtua harus mengerti terhadap perkembangan sosial media agar dapat mendampingi, mengawasi, mengontrol sosial media anak-anaknya. Kemudian, keluarga hendaknya punya ruang terbuka, bukan di kamar tertutup.

Sekali lagi kita harus menyadari bahwa sekolah bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, tapi juga tempat untuk mendidik karakter dan moral anak bangsa. Pemerintah dan para pendidik harus menyadari hal itu agar mutu generasi penerus bangsa dapat lebih berkualitas. Dan yang terpenting adalah penanaman karakter dan moral pada anak harus dilakukan sejak dini, yaitu dilingkungan keluarga, karena keluarga merupakan salah satu yang pertama dan utama.

#SahabatKeluarga