Pendidikan sering dianggap mata uang yang berlaku baik di
segala masa maupun di segala tempat. Anda yang memiliki pendidikan yang matang
dan menerapkannya, tentu mendapat banyak sekali keuntungan dalam hidupnya. Anda
mudah mencari kerja, bersosialisasi, mengetahui mana garis benar dan juga salah
serta lainnya. Banyak hal yang dinikmati oleh manusia buah dari sebuah
pendidikan. Mungkin pepatah sebelumnya cukup layak dikatakan untuk sebuah
pendidikan, terutama di jaman modern yang lebih dikenal dengan istilah “jaman
now” seperti sekarang ini.
Berarti pendidikan
merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Tidak
hanya didapat di sekolah saja, pendidikan juga bisa kita dapatkan di lingkungan
kita, seperti di lingkungan keluarga. Keluarga adalah salah satu lembaga yang
berperan dalam pendidikan karakter pada anak, disamping itu sekolah juga
berperan dalam pendidikan karakter moral.
Menyikapi fenomena
dan tantangan pendidikan sekarang dan masa mendatang, peran keluarga sudah
semestinya lebih diperkuat dan ditingkatkan dalam rangka mendukung upaya
sekolah menyiapkan siswa di era global yang penuh persaingan ketat. Kehidupan
siswa di era sekarang ini yang istilah sekarang “jaman now”. yang hidup
di zaman ‘layar’, baik layar televisi, handphone, komputer
atau laptop, game, dan internet perlu mendapat
perhatian dan pengawasan orangtua terhadap apa yang dilihat anak di
layar-layar media elektronik tersebut. Demikian pula dengan jenis dan bentuk
permainan anak di zaman digital ini seperti play stastion, game
online, jejaring sosial, youtube, instagram, dan berbagai
permainan yang berbasis IT lainnya.
Siswa pada zaman
sekarang sudah langka melakukan permainan tradisional seperti permainan
petak umpet, lompat tali, ular naga panjang, engklek, congklak, kelereng, dan
lain-lainnya. Fenomena dan tantangan pendidikan di era digital harus dapat
dijawab oleh orangtua bersama dengan guru agar siswa mampu menyiapkan dirinya
menghadapi persaingan yang lebih ketat lagi di masa mendatang.
Globalisasi pada
jaman now ini dengan segala dampaknya
sudah tidak dapat dibendung lagi kedahsyatannya, dan oleh sebab itu keluarga
dan sekolah harus bahu membahu memberikan pendidikan yang terbaik untuk
menyiapkan mereka memasuki zaman yang sangat persaingannya. Bukankah salah satu
tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa? Tapi bukan sekadar
cerdas, berkarakter dan bermoral juga diperlukan untuk membangun negeri ini.
Berapa banyak
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di lingkungan pendidikan, mulai dari siswa
menganiaya guru, tindak pelecehan seksual di bawah unur, tawuran antar pelajar,
hingga narkoba. Apakah itu semua karakter seorang pelajar? Apakah itu semua
moral seorang pelajar? Inilah tugas dan tanggung jawab kita semua bukan hanya
pemerintah, sebagai pelajar pun kita harus sadar diri bahwa tujuan kita mendapat
pendidikan bukan hanya untuk menjadi orang yang berilmu, tetapi juga yang
berkarakter dan bermoral.
Bagaimana peran
orangtua dalam menjaga anak-anaknya dari dampak negatif pada jaman now ini di dunia layar, dan bagaimana
memanfaatkan dunia layar bagi kebaikan hidup mereka? Perlu dipahami bahwa tugas
orangtua menjaga anak-anak mereka dari dampak negatif dunia layar bukan
berarti menutup rapat-rapat anak mereka dari dunia layar sama sekali. Orangtua
hanya berusaha membatasi waktu anak-anak dalam dunia internet
berupa sosial media (sosmed) seimbangkan waktu mereka dengan
keluarga-saudara-teman, dan lain-lain. Buatlah kesepakatan dengan anak mengenai
durasi dan aturan menggunakan sosmed. Buatlah jadwal penggunaan sosmed.
Kemudian terapkan pendidikan dalam keluarga diantaranya berhentilah bermain sosmed
saat makan bersama, jangan makan di depan televisi atau layar apa pun,
jadikan obrolan anda di seputar meja makan sebagai layar. Berikan keragaman
pada anak dari sosmed ke buku, bacakan cerita, berjalan jalan ke toko buku,
banyak beli kaset film rohani, lagu anak yang mendidik, dan sebagainya. Hindari
penggunaan sosmed di depan anak karena anak akan mudah meniru.
Orangtua harus
mengerti terhadap perkembangan sosial media agar dapat mendampingi, mengawasi,
mengontrol sosial media anak-anaknya. Kemudian, keluarga hendaknya punya ruang
terbuka, bukan di kamar tertutup.
Sekali lagi kita
harus menyadari bahwa sekolah bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, tapi juga
tempat untuk mendidik karakter dan moral anak bangsa. Pemerintah dan para
pendidik harus menyadari hal itu agar mutu generasi penerus bangsa dapat lebih
berkualitas. Dan yang terpenting adalah penanaman karakter dan moral pada anak
harus dilakukan sejak dini, yaitu dilingkungan keluarga, karena keluarga
merupakan salah satu yang pertama dan utama.
#SahabatKeluarga






